Makna Semiotika Lingga Yoni pada Candi Sukuh

Authors

  • Apollo Daito Dartemen Akuntansi, Universitas Mercubuana, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.38035/jpkn.v2i3.693

Keywords:

Sukuh, Manusia, Lingga Yoni, Candi, Semiotika, Makna

Abstract

Penelitian ini adalah interprestasi pada makna Lingga Yoni  dengan pendekatan Semiotika Candi Sukuh Jawa Tengah. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode Nalanda, interprestasi makna kontemplatif meditatif untuk menghasilkan makna baru sebagau Buku teks Sukuh kemudian ditafisr ulang secara hermenutika dan semiotika memperoleh makna apa yang disabdakan pada Candi Sukuh tersebut. Hasil penelitian pada Candi Sukuh ditranformasikan menjadi teks Buku atau Kitab Sukuh, selanjutnya adalah (1) Interprestasi makna Semotika Lingga Yoni. Lingga Yoni sebagai Genealogi pada alat reproduksi manusia pada “Kitab Teks Sukuh” paling dekat dengan teori feminisme yang melihat relasi-relasi antar manusia. Dalam hal relasi antara laki-laki dan perempuan, laki-laki mengobyekkan perempuan dan membuatnya sebagai “yang lain” (Other). Jadi laki-laki adalah subyek dan perempuan adalah obyek. Laki-laki dinamai sang Diri (Lingga), sedangkan “perempuan” sang Liyan (Yoni). Jika Liyan adalah ancaman bagi Diri, maka perempuan adalah ancaman bagi laki-laki. Karena itu, jika laki-laki ingin tetap bebas, ia harus mensubordinasi perempuan terhadap dirinya. (2) Tragedi pada Candi Sukuh pada makna metafora alat reproduksi Yoni milik Bathari Durga adalah representasi terhadap buruknya kondisi perempuan di refleksikan sesuai fakta yang ada dalam tradisi masyarakat. Maka makna Lingga Yoni pada Candi Sukuh menggambarkan fenomena kekuasaan adalah satu dimensi dari relasi. (3) Teks Sukuh sebagai “Buana Tresa Asih” atau teks welas asih pada Buana (bhuvana= dunia) dengan segala isinya memiliki logika, hukum, dan siklus yang memiliki hasil (cokro manggilingan). Buana atau jagat Gumulung Jagat Gumelar saling berhubungan bersifat dialektis selalu berputar sebagai siklis bersifat ada dan menjadi. Tresna Buana Asih adalah nama lain semacam “Amor Fati” adalah sikap mental tidak berusaha menghapus apa pun dari masa lalu mereka, melainkan menerima apa yang telah terjadi, yang baik dan yang buruk, yang salah dan bijak, dengan kekuatan dan rasa terima kasih yang mencakup semua hal dengan sikap antusiasme kasih sayang. “Buana Tresa Asih (“Amor Fati”) adalah sikap mencintai takdir tanpa mau mengubahnya tetapi, tetap mencintai dan menerimanya secara utuh. Implikasi Buana Tresa Asih” adalah terjadinya Aliensi. Alienasi adalah penyerahan diri kepada “the other” atau pemotongan hastrat, hak kepada yang lain atau kemampuan menyerahkan hak pada “the other”.

References

Barthes, R. 1972 [1957]. Mythologies. Paris: Seuil.

(1973). Elements of Semiology. New York: Hill and Wang., Translation of: Éléments de sémiologie.

Roland Barthes by Roland Barthes. trans. by Richard Howard. University of

California Press.

Butler, J., 1990, “Performative Acts and Gender Constitution”, in Performing Feminisms, S-E. Case (ed.), Baltimore: John Hopkins University, pp. 270–282.

, Bodies that Matter, London: Routledge. 1999, Gender Trouble, London: Routledge, 2nd edition.

Crowell, S. Galt, 2001, Husserl, Heidegger, and the Space of Meaning: Paths Toward Transcendental Phenomenology, Evanston: Northwestern University Press.

De Beauvoir, S., 1972, The Second Sex, Harmondsworth: Penguin.

¬ 2006., Diary of a Philosophy Student: Volume 1, 1926–27, Barbara Klaw, Sylvie Le Bon de Beauvoir, and Margaret A. Simons (eds.), (The Beauvoir Series), Urbana, IL: University of Illinois Press,

Dilthey, Wilhelm, 1900 [1990], “Die Entstehung der Hermeneutik,” Gesammelte Schriften, Volume 1, pp. 317–338. Translated as “The Rise of Hermeneutics,” in Ormiston, Gayle L. and Alan Schrift (eds.), The Hermeneutical Tradition from Ast to Ricoeur, Albany: State University of New York Press

Domino, Brian., Nietzsche's Use of Amor Fati in Ecce Homo. The Journal of Nietzsche Studies (2012) 43 (2): 283–303.https://doi.org/10.5325/jnietstud.43.2.0283

Eco, Umberto. (1976). A Theory of Semiotics. London: Macmillan.

(1986) Semiotics and the Philosophy of Language. Bloomington: Indiana University Press.

Foucault, Michel. "Sexual Morality and the Law", [originally published as "La loi de la pudeur"]. pp. 271–285 in Politics, philosophy, Culture

(1970). The Order of Things: An Archaeology of the Human Sciences. London: Tavistock.

Gadamer, Hans Georg, 1989b, Truth and Method, 2nd rev. edn. (1st English edn, 1975, trans. by W, Glen-Doepel, ed. by John Cumming and Garret Barden), revised translation by J. Weinsheimer and D.G. Marshall, New York: Crossroad

Ghosh, A. 1939. A Guide To Nalanda, Banasthali Collection, digitallibraryindia; JaiGyan

Hardimon, Michael O., 1994, Hegel’s Social Philosophy. The Project of Reconciliation, Cambridge: Cambridge University Press.

Haidegger, Martin.1927 [2010], Sein und Zeit, Tübingen: Max Niemeyer. Translated as Being and Time, Albany: State University of New York Press.

Hirsch, E. D., Jr., 1967, Validity in Interpretation, New Haven and London: Yale University Press.

Kaufmann, Walter. "Editor's Introduction" in On the Genealogy of Morals (translated by Walter Kaufmann and R.J. Hollingdale) and Ecce Homo Friedrich W Nietzsche (translated by Walter Kaufmann), edited by Walter Kaufmann. New York: Vintage, 1967.

Laqueur, T., 1990, Making Sex: Body and Gender from the Greeks to Freud, Cambridge, MA: Harvard University Press.

Lanny Ace Thompson (1979). The Development of Marx’s Concept of Alienation: An Introduction. Mid-American Review of Sociology, 4(1), pp. 23-38

Lloyd, G., 1993, The Man of Reason: ‘Male’ and ‘Female’ in Western Philosophy, London: Routledge, 2nd edition.

Moi, Toril, 2008, The Making of an Intellectual Woman, second edition, Oxford: Oxford University Press. First edition in 1994.

Palmer, Richard E. (1969) Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer. Evanston: Northwestern University Press.

Peirce, C.S., 1977. Semiotics and Significs. Ed Charles Hardwick. Bloomington I.N.: Indiana University Press.

Sanders, Carol., 2004., The Cambridge Companion to Saussure, Shaftesbury Road, Cambridge, New York, NY 10006, USA, https://doi.org/10.1017/CCOL052180051X.016

Saussure, F. de (1964), Course in general linguistics. Translated from the French by Wade Baskin. 2d ed. London: Peter Owen, 1964

Sayers, Sean, 2011, Marx and Alienation. Essays on Hegelian Themes, London: Palgrave Macmillan.

Published

2024-09-26

How to Cite

Daito, A. (2024). Makna Semiotika Lingga Yoni pada Candi Sukuh. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Nusantara, 2(3), 147–156. https://doi.org/10.38035/jpkn.v2i3.693