Legal Certainty of Written Evidence of Land Formerly Owned by Indigenous Communities in Land Registration in Indonesia

Authors

  • Timoty Ezra Simanjuntak S&P Law Office, Jakarta, Indonesia
  • Jokki Obi Mesa Situmeang S&P Law Office, Jakarta, Indonesia
  • Aldo Prasetyo Riyadi S&P Law Office, Jakarta, Indonesia
  • Mohammad Didi Ardiansah S&P Law Office, Jakarta, Indonesia
  • Andi Sitti Ainy Nur Alifah S&P Law Office, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.38035/jlph.v5i4.1403

Keywords:

Former Customary Land, Land Registration, Written Evidence

Abstract

This research aims to examine the legal certainty regarding written evidence of land formerly owned by indigenous communities in the context of land registration in Indonesia following the enactment of Government Regulation No. 18 of 2021 concerning Management Rights, Land Rights, Apartment Units, and Land Registration. Additionally, this research explores the mechanisms for resolving land ownership disputes based on written evidence of land formerly owned by indigenous communities. The research methodology is conducted through a normative juridical approach, supplemented by interviews with key informants and an analysis of relevant legislation. The findings indicate that, according to Government Regulation No. 18 of 2021, written evidence of land formerly owned by indigenous communities is deemed invalid and serves only as a clue for land registration in Indonesia. Consequently, there has been a shift in the evidentiary power that was previously recognized as valid evidence; under the new regulation, it is now merely a clue for land registration. Nevertheless, in the event of a dispute over ownership of such land, written evidence of land formerly owned by indigenous communities may still be utilized as evidence in court.

References

Andari, A. L. P., Hasanah, M. & Sumriyah. (2023). “Keabsahan Letter C Sebagai Alat Bukti Kepemilikan Tanah”. Jurnal Hukum dan Sosial Politik 1(1): 187–198. http://dx.doi.org/10.59581/jhsp-widyakarya.v1i1.387.

Asnawi, N. (2016). Acara Perdata; Teori, Praktik, dan Permasalahannya di Peradilan Umum dan Peradilan Agama. Yogyakarta: UII Press.

Azisah, N., Lasatu, A., & Asriyan. (2024). “Sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara”. Jurnal Ilmu Hukum Aktualia 1(2): 71–85. https://jurnal.fakum.untad.ac.id/index.php/AKT/article/view/1196.

Boboy, J. T., Santoso, B., & Irawati. (2020). “Penyelesaian Sengketa Pertanahan melalui Mediasi berdasarkan Teori Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin”. Notarius 13(2): 803–818. https://doi.org/10.14710/nts.v13i2.31168.

Isa, M. J. H., Zakiah, N., & Ruslan, F. F. A. (2022). “Non-Litigation Efforts In Land Acquisition Dispute Resolution”. Jurnal Multidisiplin Madani 2(3): 1461-1476.

Isnaini & Lubis, A. A. (2022). Hukum Agraria: Kajian Komprehensif. Medan: Pustaka Prima.

Khoirunnisa, I., Putri, B. S., & Nikmah, N. L. (2024). “Hak Prioritas Terhadap Perolehan Tanah Negara Bekas Hak Eigendom”. UNES Law Review 6(4): 12102–12109. https://doi.org/10.31933/unesrev.v6i4.

Marzuki, P. M. (2011). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Masnadi, A. M. & Santosa, I. (2019). “Kepastian Hukum Terhadap Surat Girik Sebagai Dasar Bukti Pendaftaran Hak Atas Tanah”. Jurnal Nuansa Kenotariatan 5(1): 29–36. https://doi.org/10.31479/jnk.v5i1.186.

Mayyasa, B. R., Navisa, F. D., & Suratma. (2024). “Letter C sebagai Alat Bukti Kepemilikan Hak atas Tanah dan Problematikanya terkait Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Masal (Studi di Desa Pajangan, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan)”. Dinamika 30(1): 9896-9906.

Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram: Mataram University Press.

Muwahid. (2016). Pokok-Pokok Hukum Agraria di Indonesia. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.

Natadiarta, I. H., Sa'adah, N. & Lumbanraja, A. D. (2020). “Permasalahan Perbedaan Luas Tanah Antara Letter C dengan Hasil Pengukuran Pada Pendaftaran Tanah Pertama Kali”. Notarius 13(2): 504–515. https://doi.org/10.14710/nts.v13i2.31070.

Nugroho, R. S., Suharno, & Dewi, N. (2023). “Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Pertama Kali Dengan Alas Hak Letter C Desa Secara Jual Beli (Studi Kasus di Kantor Pejabat Pembuat Akta Tanah Kabupaten Boyolali)”. Jurnal Bevinding 1(3): 34–43.

Nurwahid, T., Subekti, R., & Raharjo, P. S. (2023). “Keabsahan Alat Bukti Dalam Pendaftaran Tanah Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997”. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(19): 781-782. https://doi.org/10.5281/zenodo.8418259.

Oe, M. D. (2015). “Tugas dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional dalam Pendaftaran Tanah”. Pranata Hukum 10(1): 62–74. https://doi.org/10.36448/pranatahukum.v10i1.155.

Palupi, A. R., Purwoatmodjo, D., & Prabandari, A. P. (2019). “Analisis Praktik Jual Beli Tanah yang Berstatus Letter C di Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen”. Notarius 12(2): 848–960. https://doi.org/10.14710/nts.v12i2.29138.

Qorib, F. (2016). “Kendala Sertifikasi Tanah Masih Dialami Masyarakat”. Hukum Online. https://www.hukumonline.com/berita/a/kendala-sertifikasi-tanah-masih-dialami-masyarakat-lt57eb8644a86a5/, diakses pada 2 Januari 2024.

Risdiana. (2024). “Praktik Penyelesaian Sengketa Pertanahan secara Litigasi”. Jurnal Ganec Swara 18(2): 812–821. https://doi.org/10.35327/gara.v18i2.863.

Sadjarwo, I. H. H. (2020). “Keabsahan Bukti Lama Berupa Letter C Desa Dalam Kepemilikan Hak Atas Tanah”. Notaire 3(1): 107-128. https://doi.org/10.20473/ntr.v3i1.19024.

Sahnan. (2015). “Pilihan Hukum Penyelesaian Sengketa Tanah di Luar Pengadilan (Studi Kasus Tanah Rowok, Lombok Tengah, NTB)”. Mimbar Hukum 27(3): 404-417. http://dx.doi.org/10.22146/jmh.15879.

Sanggit, M. A. (2021). Analisis Penyelesaian Sengketa Tanah secara Non-Litigasi (Studi di Bale Mediasi Kabupaten Lombok Timur). Skripsi. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram.

Sari, L., Rahawarin, A. R., & Abdullah, B. (2022). “Bentuk Perbuatan yang Merupakan Tindak Pidana di Bidang Pertanahan”. Journal of Law Review 1(1): 25–40. http://dx.doi.org/10.55098/jolr.1.1.25-40.

Sibuea, H. Y. P. (2011). “Arti Penting Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali”, Negara Hukum 2(2): 287–306. https://doi.org/10.22212/jnh.v2i2.218.

Soekanto, S. & Mahmudji, S. (2003). Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suparyono, E. (2008). Kutipan Letter C sebagai Alat Bukti untuk Memperoleh Hak atas Tanah di Kecamatan Duren Sawit. Tesis. Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

Sukmawati, P. D. (2022). “Hukum Agraria dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Indonesia”. Jurnal Ilmu Hukum Sui Generis 2(2): 89–95. https://doi.org/10.23887/jih.v2i2.1015.

Shafiyah, Z. A. (2023). Masalah Tumpang Tindih (Overlapping) Hak Milik Masyarakat Dengan Hak Guna Bangunan Perseroan Terbatas Perkebunan Mitra Ogan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Skripsi. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.

Ulfah, M. (2022). “Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Hak Atas Tanah Akibat Terjadinya Sertipikat Ganda”. Zaaken: Journal of Civil and Business Law 3(3): 327–352. https://doi.org/10.22437/zaaken.v3i3.

Yanti, C. & Djajaputera, G. (2024). “Analisis Efektifitas Non-Litigasi dalam Penyelesaian Sengketa Tanah”. JIHHP: Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora, dan Politik 5(1): 418–427. https://doi.org/10.38035/jihhp.v5i1.3192.

Yasin, M. (2022). “Legalitas Surat Keterangan Tanah yang Dibuat Kepala Desa dalam Sengketa Pertanahan”. Hukum Online. http://www.hukumonline.com/stories/article/lt631c63ffef628/legalitas-surat-keterangan-tanah-yang-dibuat-kepala-desa-dalam-sengketa-pertanahan/, diakses pada 27 Desember 2024.

Downloads

Published

2025-03-21

How to Cite

Timoty Ezra Simanjuntak, Jokki Obi Mesa Situmeang, Aldo Prasetyo Riyadi, Mohammad Didi Ardiansah, & Andi Sitti Ainy Nur Alifah. (2025). Legal Certainty of Written Evidence of Land Formerly Owned by Indigenous Communities in Land Registration in Indonesia. Journal of Law, Politic and Humanities, 5(4), 2369–2380. https://doi.org/10.38035/jlph.v5i4.1403