A Legal Analysis of Disparities in Judicial Decisions Regarding Human Trafficking Crimes

Authors

  • Widya Riska Saputri Universitas Palangka Raya
  • Aris Toteles Universitas Palangka Raya
  • Louise Theresia Universitas Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.38035/jlph.v5i6.2339

Keywords:

Disparity, Human Trafficking

Abstract

Disparities in judges' decisions in human trafficking cases indicate inconsistency in delivering verdicts for similar or related cases. The primary objective of this study is to identify various factors influencing the differences in judges' decisions in human trafficking cases, including how judges assess the elements of the case, consider aggravating and mitigating circumstances, and apply the law appropriately to realize justice in court rulings. The research method used is normative juridical, with data collection techniques including the study of court decisions from the Palangka Raya District Court, books, and scientific journals. The research findings show that there are several disparities in judges' rulings on similar cases. In the judicial process, a judge's conviction is based on legally valid and admissible evidence. Sentences, such as imprisonment and fines, are influenced by various factors, including mitigating conditions
like young age, confession, remorse, and the defendant's attitude during the trial. Disparities in rulings occur due to differences in judges' convictions and the lack of clear guidelines in
sentencing.

References

Aditya, U. R. (2015). Asas dan tujuan pemidanaan dalam perkembangan teori pemidanaan. Pustaka Magister.

Adji, U. S. (2008). Hukum Peradilan Pidana. Erlangga.

Aristoteles. (2007). Etika Nikomakea (Alih bahasa: Ahmad Sunawari Long). Pustaka Pelajar.

Bentham, J. (2007). An introduction to the principles of morals and legislation. Dover Publications. (Karya asli diterbitkan tahun 1789)

Chandra, T. Y. (2022). Hukum pidana. PT Sangir Multi Usaha.

Fernandes, C., Madjid, N. V., & Fahmiron. (2024). Disparitas putusan hakim terhadap tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama. Jurnal Sakato Ekasakti Law Review, 3(3), 50-62.

Gulö, N., & Muharram, A. K. (2018). Disparitas dalam penjatuhan pidana. Jurnal Masalah-Masalah Hukum, 47(3), 211-222.

Gendi, Y. P. (2022). Disparitas penjatuhan pidana terhadap pelaku tindak pidana perdagangan orang. (Skripsi, Universitas Sriwijaya, Palembang).

Hamka, W. (2018). Disparitas putusan hakim dalam perkara tindak pidana penganiayaan (Studi putusan Pengadilan Negeri Sungguminasa) (Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar)

Harkrisnowo, H. (2003). Rekonstruksi Konsep Pemidanaan: Suatu Gugatan Terhadap Proses Legislasi dan Pemidanaan di Indonesia. Majalah KHN Newsletter.

Harwati, T. (2015). Peradilan di Indonesia. Sanabil.

Julastri, & Husna, L. (2019). Analisis yuridis disparitas putusan hakim terhadap tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan matinya korban. Jurnal Scientia, 1(2), 50-58.

Kaban, A. T. (2020). Tinjauan yuridis terhadap tindak pidana perdagangan orang oleh penyedia jasa pekerja seks komersial (Studi putusan nomor 741/Pid.Sus/2016/PN.Mdn). (Skripsi, Universitas Medan Area, Medan).

Kant, I. (1996). The Metaphysics of Morals (M. Gregor, Trans.). Cambridge University Press. (Original work published 1797)

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Lubis, S. E. (2023). Disparitas putusan hakim Pengadilan Negeri Medan tentang tindak pidana perdagangan orang ditinjau dari konsep keadilan. Jurnal Autentik (Jurnal Hukum dan Sosial Humaniora), 3(1).

Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2006). Pedoman perilaku hakim. Mahkamah Agung.

Manurung, F., Syahrin, A., Ablisar, M., & Sunarmi, S. (2021). Disparitas putusan hakim terhadap tindak pidana narkotika di wilayah hukum Pengadilan Negeri Rantauprapat (Studi kasus putusan No.159/Pid.Sus/2019/PN.RAP dan putusan No.626/Pid.Sus/2020/PN.RAP). Law_Jurnal, 2(1)

Muladi. (1995). Kapita selekta sistem peradilan pidana. Badan Penerbit UNDIP.

Pengadilan Negeri Palangkaraya. (2022). Putusan No. 232/Pid.Sus/2022/PN Plk.

Pengadilan Negeri Palangkaraya. (2023). Putusan No. 327/Pid.Sus/2023/PN Plk.

Pengadilan Negeri Palangkaraya. (2024). Putusan No. 355/Pid.Sus/2024/PN Plk.

Pengadilan Negeri Palangkaraya. (2024). Putusan No. 326/Pid.Sus/2024/PN Plk.

Pengadilan Negeri Palangkaraya. (2024). Putusan No. 373/Pid.Sus/2024/PN Plk.

Pengadilan Negeri Palangkaraya. (2020). Putusan No. 55/Pid.Sus/2020/PN Plk.

Radbruch, G. (1946). Statutory lawlessness and supra-statutory law. In P. Stein (Ed. & Trans.), The Legal Philosophy of Gustav Radbruch (pp. 58-65). Oxford University Press. (Original work published 1946)

Raya, B. C., & Widowati, Y. (2021). Disparitas penjatuhan pidana terhadap pelaku perdagangan satwa yang dilindungi. Indonesian Journal of Criminal Law and Criminology (IJCLC), 2(1).

Santi, L. M. (2021). Faktor-faktor penyebab disparitas pidana dalam pertimbangan putusan hakim terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan berencana, Verstek, 10(2), 437-447.

Simanjuntak, E. (2019). Peran Yurisprudensi dalam Sistem Hukum di Indonesia. Jurnal Konstitusi, 16(1), 83–105. https://doi.org/10.31078/jk1615

Sulaiman, A. (2019). Pengantar ilmu hukum. UIN Jakarta bersama Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPPSDM).

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (UU TPPO).

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

Yosal, C., & Firmansyah, H. (2024). Tinjauan terhadap tindak pidana perdagangan orang dalam perspektif hak asasi manusia yang dilakukan pengelola jasa prostitusi. Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora, dan Politik, 5(1), 1-14.

Downloads

Published

2025-09-21

How to Cite

Saputri, W. R., Toteles, A., & Theresia, L. (2025). A Legal Analysis of Disparities in Judicial Decisions Regarding Human Trafficking Crimes. Journal of Law, Politic and Humanities, 5(6), 5112–5122. https://doi.org/10.38035/jlph.v5i6.2339