Juridical Review of The Issuance of Ministerial Regulations Without Any Delegation From The Law (Case Study of the Regulation of the Minister of Home Affairs Number 4 of 2023 on Acting Governor, Acting Regent, and Acting Mayor)
DOI:
https://doi.org/10.38035/jlph.v4i5.517Keywords:
Ministerial Regulations, Statutory Delegations, Legal ConsiderationsAbstract
Ahead of the syncronous Pilkada that to be run in November 2024, there is still a polemic related to the legal guidelines for the acting of regional heads’s levitation whose term of office ends ahead of the 2024 simultaneous elections. The legal basis for the Minister of Home Affairs Regulation Number 4 of 2023 concerning Acting Regional Heads issued by the Minister of Home Affairs is considered to have many irregularities. This paper will reveal the absence of statutory delegation in the issuance of the Permendagri and the use of legal considerations of the Constitutional Court judges in the Constitutional Court Decision Number 15/PUU-XX/2022 as a consideration in the Permendagri. The research method used in this paper is normative juridical through a statutory approach as a source of existing law. The results of this study conclude that the issuance of Permendagri No. 4 of 2023 is unfounded if only viewed through the presence or absence of delegation of the formation of implementing regulations. If viewed more broadly through the theory of discretion, then this is considered valid, in order to fill the legal vacuum. The legal deliberations of the Constitutional Court judges in MK’s Decision Number 15/PUU-XX/2022 also strengthen the legitimacy of the issuance of Permendagri No. 4 of 2023, this is because the content of the legal considerations is considered to be commensurate with the ruling, even though the ruling was rejected. Unfortunately, the implementing regulation chosen by the government to regulate the inauguration of acting regional heads is in the form of a Minister of Home Affairs Regulation, not a Government Regulation.
References
Asshiddiqie, Jimly. 2004. Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama Mahkamah Konstitusi dengan Pusat Studi HTN FH Universitas Indonesia
Asshiddiqie, Jimly. 2006. Perihal Undang-Undang. Jakarta: Konstitusi Press
Asshiddiqie, Jimly. 2006. Hukum Acara Pengujian Undang-Undang. Jakarta: Konstitusi Press
Anugrah, F. N. (2023). Analisis Relevansi Penunjukan Anggota TNI/POLRI sebagai Penjabat (Pj) Kepala Daerah. Jurnal Kebijakan Pembangunan. 18(1), 130-131
Vote, Dirty. Dirty Vote. (2024. 11 Februari). diakses Pada 18 Maret 2024, dari https://www.youtube.com/watch?v=RRgLZ66NCmE&t=1518s
dpr.go.id. Guspardi Gaus: Sampai Saat Ini Belum Ada Perubahan Jadwal Pilkada 2024. (2024, 29 Februari). diakses pada 23 Mei 2024, pada https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/48630/t/Guspardi+Gaus%3A+Sampai+Saat+Ini+Belum+Ada+Perubahan+Jadwal+Pilkada+2024
Handjon, Philipus M.. et. al. 2005. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Pers
Britannica, T. Obiter Dictum. (2020). diakses pada 10 Juni 2024 dari https://www.britannica.com/topic/obiter-dictum
Hakim, Arief Rachman. dkk. (2023). Kekuatan Hukum Pertimbangan Hakim Mahkamah Konstitusi Mengenai Penjabat Kepala Daerah. Jurnal USM Law Review. 6(1), 19-31
Hayati, Irma U., & H. S. R. Tinambunan. (2020). Keberlakuan Hukum dan Kekuatan Mengikat Peraturan Menteri yang Tidak Diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang Lebih Tinggi. Jurnal Hukum Novum. 7(3), 5-6
Huda, Ni’matul. (2021). Problematika Penundaan Pemilihan Kepala daerah dalam Pemilihan Umum Serentak Nasional 2024. Jurnal Etika & Pemilu. 7(2), 52
Huda, Ni’matul. (2021). Kedudukan dan Materi Muatan Peraturan Menteri dalam Perspektif Sistem Presidensial. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum. 28(3), 564-565
Hukum Online.com. (2019, 19 Maret). Kapan Pertimbangan Putusan MK Dikatakan Mengikat Dan Tidak Mengikat?. Diakses pada 10 Juni 2024, dari https://www.hukumonline.com/klinik/a/kapan-pertimbangan-putusan-mk-dikatakan-mengikat-dan-tidak-mengikatlt5c860ff16a550/
Hukumonline.com. (2014, 19 mei). Kedudukan Peraturan Menteri dalam Hierarki Peraturan Perundang-undangan. diakses pada 12 Juni 2024, pada https://www.hukumonline.com/klinik/a/kedudukan-peraturan-menteri-dalam-hierarki-peraturan-perundang-undangan-lt5264d6b08c174/
Mkri.id. (2022, 7 Juli). MK Putuskan Uji Pengisian Penjabat Kepala Daerah Sementara. diakses pada 18 Maret 2024, dari https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=18338
Indrati, Maria Farida S. 2007. Ilmu PerUndang-Undangan: (Jenis. Fungsi. dan Materi Muatan): Cetakan ke-1. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Indrayana, Denny. (2007). Komparasi Sifat mengikat Putusan Judicial Review MK dan PTUN. Jurnal Mimbar Hukum. 19(3), 335-485
Johannes, A. W. 2020. PILKADA: Mencari Pemimpin Daerah. Bandung: Cendekia Press
Kejaksaan.go.id. Kepastian Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi (Kajian Normatif). (2022, 15 November). Diakses pada 11 Juni 2024 dari https://ptsp.kejaksaan.go.id/kegiatan/kepastian-hukum-putusan-mahkamah-konstitusi-kajian-normatif
Lampiran Ketetapan MPRS Nomor XX Tahun 1966 Angka II huruf B angka 6.
Liwati, lsabda., Sabrina Hidayat., dan Oheo K. Haris. (2019). Ratio Decidendi Terhadap Penyalahgunaan Wewenang Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor: 454/Pid.B/2010/Pn.Kdi). Halu Oleo Legal Research. 1(2), 270
Martitah. 2013. Mahkamah Konstitusi: Dari Negative Legislature Ke Positive Legislature Jakarta: Konstitusi Press
Fadli, Moh. 2011. Peraturan Delegasi di Indonesia. Malang: UB PRESS
Asnawi, M Natsir. (2011). Obiter Dicta Dalam Putusan Hakim. Vol. XXVIII.
Nalle. Victor Imanuel W. (2016). Kedudukan Peraturan Kebijakan Dalam Undang-Undang Administrasi Pemerintahan. Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum. 10(1), 82
Nugroho, Fadzlun Budi S. (2019). Sifat keberlakuan Asas Erga Omes dan Implementasi Putusan Mahkamah konstitusi. Gorontalo Law Review. 2(2), 95-104
Prang, A. J. (2011). Implikasi Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi. Jurnal Ilmu Hukum Kanun. 13(1), 84-88
Putri, C., Ibrahim, A., & Syahuri, T. (2023). Instrumental Norm Approach pada Pemilih Pemula sebagai Penegakan Demokrasi di Ruang Siber Menjelang Pemilu 2024 di Depok. Darmabakti: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, 4(1), 113-121
Rumokoy, D. A., & Frans Maramis. 2018. Pengantar Ilmu Hukum. Manado: PT Raja Graffindo
Siahaan, Maruarar. 2005. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press
Sarmadi, A. Sukris. (2012). Membebaskan Positivisme Hukum Ke Ranah Hukum Progresif (Studi Pembacaan Teks Hukum Bagi Penegak Hukum). Jurnal Dinamika Hukum. 12(2), 336
Sensu, La.. dkk. (2023). Analisis Sifat Putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Ditinjau dari Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 32/PUU-XIX/2021. Halu Oleo Legal Research. 5(3), 862
Setiadi, W., & Putri, C. W. (2020). Penundaan Pemilihan Kepala Daerah Pada Masa Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara. Jurnal RechtsVinding, 9(3), 427-441
Sidik, M. (2021). Perlindungan Hukum Bagi Guru Yang Melakukan Kekerasan Terhadap Siswa. Jurnal As-Said. 1(1), 72
Sjarif, Fitriani Ahlan. (2017). Gaya Perumusan Kalimat Perintah Pembentukan Peraturan Yang Menjalankan Delegasi Dari Undang-Undang Di Indonesia. Pakuan Law Review. 3(2)
Soeroso, Fajar Laksono. (2014). Aspek Keadilan dalam Sifat Final Putusan Mahkamah Konstitusi. Jurnal Konstitusi. 11(1), 65
Uz Zaman, M. N., R. Saraswati., & R. Herawati. (2020). Analisis dan Evaluasi Kedudukan Peraturan Menteri terhadap Peraturan daerah dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Diponegoro Law Jurnal. 9(2), 385
Wardoyo, J. H., D. A Rumokoy., & Lendy Siar. (2024). Pendelegasian Wewenang Pembentukan Peraturan kepada Menteri. Jurnal Lex Administratum. 12(2), 2
Yuningsih, N. A. I., & Warsono. (2014). Partisipasi Politik Pemilih Pemula pada Pemilukada Mojokerto Tahun 2010. Jurnal kajian Moral dan Kewarganegaraan. 1(2), 17
Tempo.co. Ombudsman Tegaskan Aturan Pj Kepala daerah Harus Lewat PP. (2022, 4 Agustus 2022). diakses pada 11 Juni 2024 dari https://nasional.tempo.co/read/1619346/ombudsman-tegaskan-aturan-pj-kepala-daerah-harus-lewat-pp
Tim Penyusun Hukum Acara Mahkamah Kostitusi. 2010. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi. Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi. Jakarta Pusat
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Raissa Safatiara, Citraresmi Widoretno Putri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish their manuscripts in this journal agree to the following conditions:
- The copyright on each article belongs to the author(s).
- The author acknowledges that the Journal of Law, Poliitic and Humanities (JLPH) has the right to be the first to publish with a Creative Commons Attribution 4.0 International license (Attribution 4.0 International (CC BY 4.0).
- Authors can submit articles separately, arrange for the non-exclusive distribution of manuscripts that have been published in this journal into other versions (e.g., sent to the author's institutional repository, publication into books, etc.), by acknowledging that the manuscript has been published for the first time in the Journal of Law, Poliitic and Humanities (JLPH).