National Strategic Project (Rempang EcoCity): Indigenous Peoples' Resistance in Responding to the Grabbing of Customary Land in Rempang Island
DOI:
https://doi.org/10.38035/jlph.v4i6.578Keywords:
Resistance, National Strategic Projects, Indigenous Peoples, Rempang Eco CityAbstract
The agrarian conflict in Rempang Island, Batam, centres on the construction of the Rempang Eco City National Strategic Project which requires the relocation of indigenous communities who have long lived there. This research aims to analyse indigenous peoples' resistance to the dispossession of customary land caused by the project, which threatens their existence. This research uses a qualitative approach with a literature study and secondary data analysis from online media coverage. Data was collected through NCapture with the keyword "Rempang" and analysed using NVivo12 Plus to understand the forms of resistance that emerged in the online media coverage. The results showed that the resistance of the Rempang indigenous community to the Rempang Eco City project arose due to development policies that did not involve them, threatening their existence. This resistance was triggered by the fear of losing customary land. Meanwhile, online media coverage highlighted the conflict between the community, security forces, and the project. From the results of content analysis, open forms of resistance actions such as "confrontation and sabotage" and closed forms of action such as "symbolic protests", as a response to perceived injustice. From the results of the narrative analysis, online media coverage tends to focus on social conflict and economic impacts, using words such as "Rempang," "residents," and "government." This research reveals the social dynamics and community responses to the controversial project on Rempang Island
References
Abdurrahman, H. (2015). Draft Laporan Pengkajian Hukum Tentang Mekanisme Pengakuan Masyarakat Hukum Adat. 1–102.
Adiyanta, F. C. S. (2019). Hukum Dan Rencana Tata Ruang Kota: Urgensi Kebijakan Pembangunan Kawasan Perkotaan Berbasis Sustainable Eco City. Masalah-Masalah Hukum, 48(2), 137. Https://Doi.Org/10.14710/Mmh.48.2.2019.137-146
Azil, M. F. (2023). Radio Gaung Aman Sebagai Media Perjuangan Masyarakat Adat. Komunikasi, 31–41.
Bakar, A. (2016). Siasat Anak Jalanan Melawan Praktik Opresif Di Makassar. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 18(1), 47–64.
Bbc.Com. (2023). Rempang Eco City: Bentrokan Aparat Dan Warga Kampung Adat Yang Terancam Tergusur Proyek Strategis Nasional, “Kalau Direlokasi Hilang Sejarah Kami.” Bbc News Indonesia. Https://Www.Bbc.Com/Indonesia/Indonesia-66711532
Bp Batam. (2023). Deretan Keuntungan Rempang Eco-City. [email protected]. Https://Bpbatam.Go.Id/Deretan-Keuntungan-Rempang-Eco-City/
Chaerudin, M. A. Y. C. (2023). Perlindungan Hak Tinggal Bagi Masyarakat Pulau Rempang Terhadap Penggusuran Proyek Strategis Negara. Jurnal Socia Logica, 3(3), 1–7.
Fahmi. (2016). Analisis Framing Pemberitaan Media Online Rakyat Merdeka Dan Cnn Indonesia Dalam Isu Penetapan 19 Pondok Pesantren Penyebar Paham Radikalisme Oleh Bnpt. 2016.
Faletehan, A. F., Mauludin, M. F., & Hakim, A. K. (2022). Studi Kualitatif Tentang Jebakan Kemiskinan Pada Masyarakat Pesisir Di Pasuruan, Jawa Timur. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan.
Fazri Maulana. (2023). Konflik Rempang: Benarkah Mereka Warga Liar? Umj.Ac.Id. Https://Umj.Ac.Id/Opini-1/Konflik-Rempang-Benarkah-Mereka-Warga-Liar/
Fuzain, N. A. (2023). Konflik Sengketa Lahan Antara Masyarakat Adat Rempang Dengan Bp Batam Terhadap Pembangunan Rempang Eco City. Jurnal Hukum Dan Ham Wara Sains, 02(11), 1081–1088.
Habiba, A. N., Melati, A. A., Hamda, N., & Vimayanti, W. (2023). Actualization Of Human Rights In The Case Of Rempang Island In Indonesia In The Perspective Of Environmental Law Aktualisasi Hak Asasi Manusia Pada Kasus Pulau Rempang Di Indonesia Dalam Perspektif Hukum Lingkungan. Jurnal Hukum Sehasen, 9(2), 375–384.
Harahap, A. A. (2017). Resistensi Gerakan Sosial Terhadap Negara (Studi Kasus Ptpn Iv Di Desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang). Universitas Sumatera Utara.
Heredia, M. I. De. (2017). Everyday Resistance, Peacebuilding And State-Making: Insights From “Africa’s World War.”
Herlina Manik. (2019). Eksistensi Lembaga Adat Melayu Jambi Dalam Penyelesaian Sengketa Masyarakat Adat. Jurnal Selat, 6 Nomor. 2, 1–23. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31629/Selat.V6i2.1323
Indonesia, C. (2024). Rempang Dan Perlawanan Keturunan Pasukan Elite 300 Tahun Silam. Cnnindonesia.Com. Https://Www.Cnnindonesia.Com/Nasional/20230915102448-12-999359/Rempang-Dan-Perlawanan-Keturunan-Pasukan-Elite-300-Tahun-Silam/2
Irfan Fanani, M. (2016). Perlawanan Pedagang Pasar Tradisional Terhadap Revitalisasi Pasar. 0001087705.
Jeane Neltje Saly, E. E. (2023). Status Perlindungan Hukum Kepada Masyarakat Setempat Terkait Relokasi Pulau Rempang. Jurnal Kewarganegaraan, 7(2), 1–9.
John Gaventa, Pers. Comm. (2018). Scott: Resistance. Powercube.Net. Https://Www.Powercube.Net/Analyse-Power/Forms-Of-Power/Invisible-Power/Resistance-As-Hidden-Power/
Keputusan Presiden (Keppres). (1973). Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 41 Tahun 1973 Tentang Daerah Industri Pulau Batam.
Lilja, M., & Vinthagen, S. (2018). Dispersed Resistance: Unpacking The Spectrum And Properties Of Glaring And Everyday Resistance. Journal Of Political Power, 11(2), 211–229. Https://Doi.Org/10.1080/2158379x.2018.1478642
Mujahidin, M. (2023). Sejarah Pulau Rempang Diungkap Peneliti Brin: Melayu Galang, Orang Darat Dan Orang Laut Adalah Suku Asli Pulau Rempang. Tvonenews.Com. Https://Www.Tvonenews.Com/Daerah/Sumatera/153134-Sejarah-Pulau-Rempang-Diungkap-Peneliti-Brin-Melayu-Galang-Orang-Darat-Dan-Orang-Laut-Adalah-Suku-Asli-Pulau-Rempang
Nor Fitri Ayuningmas, Andri Alfian, N. A. R. (2023). Resistensi Berbasis Adat: Perlawanan Masyarakat Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Terhadap Rencana Pembangunan Rempang Eco City. Inovasi Penelitian, 12(2), 117–136.
Nora Afrilia, S. P. (2023). Rempang Eco-City, Konflik Pembangunan Yang Tidak Merakyat. Linimasanews.Com. Https://Linimasanews.Com/Rempang-Eco-City-Konflik-Pembangunan-Yang-Tidak-Merakyat-Oleh-Nora-Afrilia/
Pemerintah Kota Batam. (2001). Peraturan Daerah (Perda) Kota Batam Nomor 17 Tahun 2001 Tentang Kepariwisataan Di Kota Batam.
Pemerintah Pusat. (1960). Undang-Undang (Uu) Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Pemerintah Pusat. (2012). Undang-Undang (Uu) Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Perekonomian, P. (2023). Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.
Permen Atr/Kepala Bpn. (2016). Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penetapan Hak Komunal Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat Dan Masyarakat Yang Berada Dalam Kawasan Tertentu.
Pratiwi, A. E., Triyono, S., Rezkiyanto, I., Asad, A. S., & Khollimah, D. A. (2018). Eksistensi Masyarakat Adat Ditengah Globalisasi. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 15(2), 95–102. Https://Doi.Org/10.21831/Jc.V15i2.17289
Rachel Farahdiba Regar, S. D. A. (2023). Kpa: 73 Konflik Agraria Dampak Proyek Strategis Nasional Jokowi, Apa Yang Terjadi Di Seruyan, Air Bangis Sampai Pulau Rempang? Tempo.Co. Https://Nasional.Tempo.Co/Read/1775974/Kpa-73-Konflik-Agraria-Dampak-Proyek-Strategis-Nasional-Jokowi-Apa-Yang-Terjadi-Di-Seruyan-Air-Bangis-Sampai-Pulau-Rempang
Ramadhani, R. (2019). Eksistensi Hak Komunal Masyarakat Hukum Adat Dalam Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 19(1), 97. Https://Doi.Org/10.30641/Dejure.2019.V19.97-108
Redaksi. (2023). Tahun 2004 Silam, Pt. Meg Terpilih Kelola Pulau Rempang. Newspelitatoday.Com. Https://Www.Pelitatoday.Com/2023/08/Tahun-2004-Silam-Pt-Meg-Terpilih-Kelola.Html
Rempang, S. N. U. (2023). Keadilan Timpang Di Pulau Rempang: Temuan Awal Investigasi Atas Peristiwa Kekerasan Dan Pelanggaran Ham 7 September 2023 Di Pulau Rempang. Revista Brasileira De Linguística Aplicada, 5(1), 1–48.
Ri., S. J. D. (2016). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Rosyadi, K. (2016). Kewenangan Badan Pengusahaan Batam Pada Pengelolaan Lahan Di Pulau Batam, Pulau Rempang Dan Pulau Galang. Journal Of Law And Policy Transformation, 1(June), 1–27.
Satria.Ardhi.N, T. Dan. (2023). Menilik Konflik Rempang Dan Pengakuan Pemerintah Atas Hak-Hak Masyarakat Adat. Universitas Gadjah Mada. Https://Ugm.Ac.Id/Id/Berita/Menilik-Konflik-Rempang-Dan-Pengakuan-Pemerintah-Atas-Hak-Hak-Masyarakat-Adat/
Satriani, Juhaepa, Dan A. U. A. (2018). Resistensi Sosial Masyarakat Suku Bajo (Studi Kasus Atas Perlawanan Masyarakat Di Pulau Masudu Kecamatan Poleang Tenggara Terhadap Kebijakan Resettlement Ke Desa Liano Kecamatan Mataoleo Kabupaten Bombana). Neo Societal, 3(2), 1–26.
Scott, J. C. (2000). Senjatanya Orang-Orang Yang Kalah: Bentuk-Bentuk Perlawanan Sehari-Hari Kaum Tani. Cir.Nii.Ac.Jp.
Sekretariat Jenderal Dpr Ri. (2016). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Susilowati, E. Z. (2018). Resistensi Perempuan Dalam Kumpulan Cerita Tandak Karya Royyan Julian (Teori Resistensi-James C. Scott). Bapala, 5(2), 1–11.
Sutan, A. J. (2021). Program Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Researchgate.Net, 20201040003.
Triani, E., Nasution, N. F., & Magello, A. N. (2023). Kedudukan Hak Atas Tanah Masyarakat Adat Di Pulau Rempang Dalam Pembangunan Rempang Eco City. Jurnal Kajian Agraria Dan Kedaulatan Pangan (Jkakp), 2(2), 20–26. Https://Doi.Org/10.32734/Jkakp.V2i2.14048
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Fajar Aswad Asruddin, David Efendi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish their manuscripts in this journal agree to the following conditions:
- The copyright on each article belongs to the author(s).
- The author acknowledges that the Journal of Law, Poliitic and Humanities (JLPH) has the right to be the first to publish with a Creative Commons Attribution 4.0 International license (Attribution 4.0 International (CC BY 4.0).
- Authors can submit articles separately, arrange for the non-exclusive distribution of manuscripts that have been published in this journal into other versions (e.g., sent to the author's institutional repository, publication into books, etc.), by acknowledging that the manuscript has been published for the first time in the Journal of Law, Poliitic and Humanities (JLPH).