Examining the Effectiveness of Using Bankruptcy as an Ultimum Remedy in Resolving Debt and Receivable Disputes: Case Analysis of PT Jawa Barat Indah

Authors

  • Millatus Shohihah Sunan Ampel State Islamic University Surabaya, Indonesia
  • Nazhif Ali Murtadho Faculty of Law, Airlangga University, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.38035/jlph.v4i5.692

Keywords:

Bankruptcy, PKPU, Debt, Last Resort, Dispute

Abstract

Bankruptcy is a condition that causes a person or legal entity to become incompetent in carrying out legal actions. The Bankruptcy Law was originally created to protect creditors by providing a clear and definite mechanism for resolving unpaid debts. Debtors who have difficulty paying their maturing debts and believe that they are unable to continue payments can submit a PKPU to the Commercial Court. In bankruptcy, there are several important principles, one of which is the existence of debt. Debt is the main requirement for filing for bankruptcy, because without debt a bankruptcy case cannot be filed. Bankruptcy should belast resort, namely as the last solution or the last solution of the last in solving the problem. But in reality in the bankruptcy case of PT Jawa Barat Indah, Bankruptcy was just like premium remedy or the first resort. The author will provide a review and portrait of three important things. First, regulation of debt principles in the Bankruptcy Law; Second, bankruptcy principle as last resort; and Third, analysis of the effectiveness of the use of bankruptcy in cases of disputes over debts against the case of PT Jawa Barat Indah. The method in this article is normative juridical, Law No. 37 of 2004 became the primary legal material, library research is the technique of collecting legal materials in this article. Secondary legal material uses theory last resort as a benchmark and tertiary legal material as an elaboration of certain terms. Research results: 1) The principle of debt in UUK-PKPU has two equally strong opinions, namely the narrow angle (principal debt and interest) and the broad angle (performance obligation in civil law). 2) Bankruptcy as the last action after reorganization efforts, to prevent gaps, while filing for bankruptcy requires prior understanding regarding the implementation of agreements and the involvement of Debtors and Creditors.

References

Abidin, A. Z. (1987). Asas-Asas Hukum Pidana Bagian Pertama (Cet. Ke-1). Penerbit Alumni.

Anisah, L., & Suarti, E. (2022). AKIBAT HUKUM DEBITOR MELAKUKAN PERBUATAN MELANGGAR HUKUM BERDASARKAN UNDANG UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 17(1), 107–117.

Bahari, A. (2019). PENERAPAN ASAS ULTIMUM REMEDIUM DALAM TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN [Universitas Indonesia]. https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/63674071/TESIS_TINDAK_PIDANA_IMIGRASI_III20200618-86945-chc73g-libre.pdf?1592536006=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DPENERAPAN_ASAS_ULTIMUM_REMEDIUM_DALAM_TI.pdf&Expires=1687878053&Signature=CSbvGRO3

Batam, T. P. F. H. U. I. (2020). Dinamika Hukum dalam Paradigma Das Sollen dan Das Sein (M. H. David Tan, S.H., M.H., M.Kn. Nur Hadiyati, S.H., M.H. Febri Jaya, S.H. (ed.); Edisi I). Inteligensia Media. http://repository.uib.ac.id/3742/1/1. 2020 Agustus - Dinamika Hukum A Lacuna of the Indonesian.pdf

Damanik, F. M. (2010). Akibat Putusan Pemailitan Perusahaan Pengembangan Terhadap PPJB Atas SRS (Studi Kasus Putusan No. 73/Pailit/PN.NiagaJkt.Pst.) (Issue 73) [Universitas Indonesia]. https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-9/20325746-S24951-Febryna Maringga Damanik.pdf

Dewi, W. W., & Tjatrayasa, I. M. (2017). Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Status Sita dan Eksekusi Jaminan Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004. Kertha Semaya: Jurnal Ilmu Hukum, 5(1), 1–6. https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/download/19129/12630

Fuady, M. (2005). Hukum Pailit Dalam Teori dan Praktek (Edisi Revisi Disesuaikan dengan UU No. 37 Tahun 2004) (Cet. Ke-3). Mandar Maju.

Gultom, R. M. dan E. R. (2023). ASPEK KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL. UNES LAW REVIEW, 5(4), 1744–1755. https://review-unes.com/index.php/law/article/view/491

Hartono, S. S. (1993). Pengantar Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran (Cet. Ke-1). Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada.

Hengky, I., & Amboro, F. Y. P. (2022). Quo Vadis Hukum Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Journal of Law and Policy Transformation, 6(2), 93. https://doi.org/10.37253/jlpt.v6i2.6318

Hiariej, Z. A. M. dan E. O. . (2021). Dasar-Dasar Ilmu Hukum: Memahami Kaidah, Teori, Asas dan Filsafat Hukum (Pertama). Red & White Publishing.

Husna, T. R. N. dan M. F. (2016). ANALISIS MODEL PENYELESAIAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG MENURUT UNDANG-UNDANGNOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN. LP2M UMNAW, 7(1), 947–959. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.12561.25446

Ismail, W. R. (2018). Inkonsistensi Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Dalam Memutus Permohonan Pailit Terhadap Perusahaan Efek [Universitas Islam Indonesia]. https://edoc.uii.ac.id/handle/123456789/7906

Juliantini, N. N., Arjaya, I. M., & Widiati, I. A. P. (2021). Prosedur Dan Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Perseroan Terbatas (Studi Kasus Putusan Nomor 03/PKPU/2010/PN.Niaga.Sby). Jurnal Analogi Hukum, 3(1), 101–105. https://doi.org/10.22225/ah.3.1.2021.101-105

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek Voor Indonesie), 1 (1847). https://www.dilmil-jakarta.go.id/wp-content/uploads/2018/09/Kitab-Undang-Undang-Hukum-Perdata.pdf

Koentjoroningrat. (1977). Metode-Metode Penelitan Masyarakat (Cet. Ke-1). Gramedia Pustaka Utama.

Kusumaningrum, M. (2011). PERKEMBANGAN PENGERTIAN UTANG MENURUT UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DI INDONESIA [Diponegoro]. In Diponegoro University. http://www.ainfo.inia.uy/digital/bitstream/item/7130/1/LUZARDO-BUIATRIA-2017.pdf

Lamintang, P. A. . (1997). Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia (ed. Revisi). PT. Citra Aditya Bakti.

M. Yasir Said, S. H. D. I. S. H. M. H. (2019). Pidana Kehutanan Indonesia: Pergeseran Delik Kehutanan Sebagai Premium Remedium (Cet. I). Nusamedia. https://books.google.co.id/books?id=AglUEAAAQBAJ

Mantili, R., & Trisna Dewi, P. E. (2021). PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU) TERKAIT PENYELESAIAN UTANG PIUTANG DALAM KEPAILITAN. Jurnal Aktual Justice, 6(1), 1–19. https://doi.org/10.47329/aktualjustice.v6i1.618

Marzuki, P. M. (2017). Penelitian Hukum (Edisi Revisi) (Cet. Ke-13). Pranadamedia Group. https://doi.org/340.072

Nurwulan, S. (2017). RENEGOSIASI DALAM BENTUK RESTRUKTURISASI UTANG DALAM HAL DEBITUR CIDERA JANJI KARENA PAILIT PADA KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG. Jurnal Surya Kencana Dua: Dinamika Masalah Hukum Dan Keadilan, 4(1), 107–121. http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/SKD/article/download/795/660

Prodjodikoro, W. (2014). Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia (R. Refika (ed.); 3rd ed.). PT Refika Aditama.

RUSLI, T. (2016). ANALISI TERHADAP PENYEHATAN PERUSAHAAN MELALUI PKPU YANG BERKEADILAN. JURNAL KEADILAN PROGRESIF, 7(2), 91–104. http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/KP/article/view/745

Shubhan, M. H. (2008). HUKUM KEPAILITAN: Prinsip, Norma, dan Praktik di Peradilan (Pertama). KENCANA Prenadamedia Group. https://doi.org/9791486085

Sjahdeini, S. R. (2010). Hukum Kepailitan: Memahami Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan (Cet. Ke-1). Pustaka Utama Grafiti.

Sjahdeini, S. R. (2016). Sejarah, Asas, dan Teori Hukum Kepailitan Memahami Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Ed. Kedua,). Kencana. https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_Asas_dan_Teori_Hukum_Kepailitan/N_q2DwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=Sutan+Remy+Sjahdeini,+Sejarah,+Asas,+dan+Teori+Hukum+Kepailitan+Memahami+Undang-Undang+++No.+37+Tahun+2004+Tentang+Kepailitan+dan+Penundaan+Kewajib

Sridadi, A. R. (2009). KEDUDUKAN PEMEGANG HAK JAMINAN DAN KOMPETENSI PERADILAN PAJAK DALAM PENAGIHAN PAJAK. Jurnal Media Hukum, 16(1), 161–174. https://journal.umy.ac.id/index.php/jmh/article/view/15478

Sukanto, S. (1990). Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empris. Ind-Hill-Co.

Tata Wijayanta, M. B. A. . (2021). CROSS BORDER INSOLVENCY, KERJA SAMA LINTAS BATAS ANTAR LEMBAGA PERADILAN: Perbandingan Indonesia, Malaysia, dan Korea Selatan (Cet. Ke-1). UGM PRESS. https://doi.org/6233590183

Tejaningsih, T. (2016). Perlindungan Hukum Terhadap Kreditor Separatis Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit [Universitas Islam Indonesia]. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/9437

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pub. L. No. 37, Database Peraturan BPK-RI 55 (2004). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/40784

Waluyo, B. (1996). Penelitian Hukum dalam Praktek (Cet. Ke-2). SINAR GRAFIKA.

Yuliastuti, D. (2022). Kaleidoskop 2022: Sejumlah BUMN Pailit dan Bubar. Fortuneidn.Com. https://www.fortuneidn.com/news/desy/kaleidoskop-2022-sejumlah-bumn-pailit-dan-bubar-sepanjang-tahun-2022?page=all

Downloads

Published

2024-08-13

How to Cite

Millatus Shohihah, & Ali Murtadho, N. (2024). Examining the Effectiveness of Using Bankruptcy as an Ultimum Remedy in Resolving Debt and Receivable Disputes: Case Analysis of PT Jawa Barat Indah. Journal of Law, Politic and Humanities, 4(5), 1780–1793. https://doi.org/10.38035/jlph.v4i5.692